Kamis, 31 Januari 2013

Syok Obstetrik


III. SYOK OBSTETRI
A.DEFINISI
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG (K), 2004,  Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi.
Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:
-          Akibat perdarahan
-          Akibat nyeri

Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vascular sehingga menyebabkan terjadinya:
1.      Hipotensi.
2.      Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3.      Hipoksian sel.
4.      Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
  1. Semakin menurunnya aliran O2 dan nutrisi menuju jaringan.
  2. Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik.
  3. Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping:
-          Timbunan asam laktat
-          Timbunan asam piruvat

Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.

B. KLASIFIKASI SYOK
  1. Syok Hipovolemik
a. Syok akibat Perdarahan:
• Perdarahan pada abortus
• Perdarahan antepartum
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
• Perdarahan postpartum
• Perdarahan akibat trauma jalan lahir
- Perdarahan pada ruptur serviks
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri
- Perdarahan operasi obstetri 


b. Pada Ginekologi:
• Perdarahan disfungsional uteri
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi 
c. Syok akibat kehilangan cairan
• Hiperemesis gravidarum
• Kehilangan cairan akibat
-Diare
-Pemakaian
obat diuretik
• Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terlalu banyak dan mendadak
d. Supine hypotensive syndrome
• Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran darah yang menuju atrium kanan berkurang.
e. Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation.
• Emboli air ketuban
• Syok karena terdapat IUF dead

  1. Syok Septik (Endatoxin Shock)
a.    Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram-negatif.
b.    Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis.
c.    Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis:
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum

  1. Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
a. Kegagalan ventrikel kiri
• Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
• Infark miokard
b. Kegagalan pengisian vanrikel kiri:
• Tamponade jantung
akibat emboli pada jantung
• Emboli paru
- Lepasnya embolus dari flebitis interna.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal. 

  1. Syok Neurogenik
Syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, dan pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion).


C. GEJALA KLINIK SYOK
Gejala klinik syok pada umumnya sama pada semua jenis syok antara lain tekanan darah menurun, nadi cepat, dan lemah akibat perdarahan. Jika terjadi vasokontriksi pembuluh darah kulit menjadi pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari kemudian diikuti sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah dan oligouria/anuria dan akhirnya dapat menyebabkan kematian ibu.


D.  TATA LAKSANA
            Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.      Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan
2.      Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal
3.      Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
4.      Pasang 2 set infuse atau lebih untuk transfuse, cairan infuse dan obat-obat IV bagi pasien yang syok. Jika sulit mencari vena, lakukan/pasang kanul intrafemoral.
5.      Kembalikan volume darah dengan:         
·         Darah segar (whole blood) dengan cross-metched dari grup yang sama, kalau tidak tersedia berikan darah O sebagai life-saving
·         Larutan kristaloid: seperti ringer laktat, larutan garam fisiologis atau glukosa 5%. Larutan-larutan ini mmempunyai waktu paruh (half life) yang pendek dan pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan edema paru
·         Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, fraksi protein plasma (plasma protein fraction), atau plasma segar
6.       Terapi obat-obatan
a.       Analgesik: morfin 10-15 mg IV jika ada rasa sakit, kerusakan jaringan atau gelisah
b.      Kortikosteroid: hidrokortison 1 g atau deksametason 20 mg IV pelan-pelan. Cara kerjanya masih kontroversial, dapat menurunkan resistensi perifer dan meningkatkan kerja jantung vdan meningkatkan perfusi jaringan
c.       Sodium bikarbonat: 100 mEq IV jika terdapat asidosis
d.      Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah dan mempertahankan perfusi renal.
o   Dopamin: 2,5 mg/kg/menit IV sebagai pilihan utama
o   Beta-adrenergik stimulant: isoprenalin 1 mg dalam 500 ml glukosa 5% IV infuse pelan-pelan


7.    Monitoring
a.       Central venous pressure (CVP): normal 10-12 cm air
b.      Nadi
c.        Tekanan darah
d.        Produksi urin
e.        Tekanan kaviler paru: normal 6-18 Torr
f.       Perbaikan klinik: pucat, sianosis, sesak, keringat dingin, dan kesadaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar