III. SYOK OBSTETRI
A.DEFINISI
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG (K), 2004, Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri
yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi.
Dapat dikatakan bahwa syok yang
terjadi karena kombinasi:
-
Akibat
perdarahan
-
Akibat nyeri
Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang beredar dan
ketersediaan sistem vascular sehingga menyebabkan terjadinya:
1. Hipotensi.
2.
Penurunan atau pengurangan perfusi
jaringan atau organ.
3.
Hipoksian sel.
4.
Perubahan metabolisme aerob
menjadi anaerob.
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan
detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika
ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
- Semakin menurunnya aliran O2 dan nutrisi menuju jaringan.
- Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik.
- Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping:
-
Timbunan asam laktat
-
Timbunan asam piruvat
Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang
terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan
metabolisme sel.
B. KLASIFIKASI SYOK
- Syok Hipovolemik
a. Syok akibat Perdarahan:
• Perdarahan pada abortus
• Perdarahan pada abortus
• Perdarahan antepartum
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
- Solusio plasenta
• Perdarahan postpartum
• Perdarahan akibat trauma jalan lahir
- Perdarahan pada ruptur serviks
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri
- Perdarahan operasi obstetri
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri
- Perdarahan operasi obstetri
b. Pada Ginekologi:
• Perdarahan disfungsional uteri
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi
c. Syok akibat kehilangan
cairan
• Hiperemesis gravidarum
• Kehilangan cairan akibat
-Diare
-Pemakaian obat diuretik
-Pemakaian obat diuretik
• Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terlalu banyak dan mendadak
d. Supine
hypotensive syndrome
• Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava
inferior sehingga aliran darah yang menuju atrium kanan berkurang.
e. Syok berkaitan dengan
disseminated intravascular coagulation.
• Emboli air ketuban
• Syok karena terdapat IUF dead
• Emboli air ketuban
• Syok karena terdapat IUF dead
- Syok Septik (Endatoxin Shock)
a.
Infeksi dengan masuknya
endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram-negatif.
b.
Endotoksin dapat menimbulkan
mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menimbulkan sindrom Syok
sepsis.
c.
Komplikasi yang paling sering
berkaitan dengan syok sepsis:
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum
- Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif
yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai
pada penyakit-penyakit katup jantung.
a. Kegagalan ventrikel kiri
• Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
• Infark miokard
• Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
• Infark miokard
b. Kegagalan pengisian vanrikel kiri:
• Tamponade jantung akibat emboli pada jantung
• Emboli paru
• Tamponade jantung akibat emboli pada jantung
• Emboli paru
- Lepasnya embolus dari flebitis interna.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
- Syok Neurogenik
Syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps
atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi
dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang
akut, dan
pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion).
C. GEJALA
KLINIK SYOK
Gejala klinik syok pada umumnya sama pada semua jenis
syok antara lain tekanan darah menurun, nadi cepat, dan lemah akibat
perdarahan. Jika terjadi vasokontriksi pembuluh darah kulit menjadi pucat,
keringat dingin, sianosis jari-jari kemudian diikuti sesak nafas, pengelihatan
kabur, gelisah dan oligouria/anuria dan akhirnya dapat menyebabkan kematian
ibu.
D. TATA LAKSANA
Jika terjadi
syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.
Cari dan hentikan segera
penyebab perdarahan
2.
Bersihkan saluran napas dan
beri oksigen atau pasang selang endotrakheal
3.
Naikkan kaki ke atas untuk
meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
4.
Pasang 2 set infuse atau lebih
untuk transfuse, cairan infuse dan obat-obat IV bagi pasien yang syok. Jika
sulit mencari vena, lakukan/pasang kanul intrafemoral.
5.
Kembalikan volume darah dengan:
·
Darah segar (whole blood)
dengan cross-metched dari grup yang sama, kalau tidak tersedia berikan darah O
sebagai life-saving
·
Larutan kristaloid: seperti
ringer laktat, larutan garam fisiologis atau glukosa 5%. Larutan-larutan ini
mmempunyai waktu paruh (half life) yang pendek dan pemberian yang berlebihan
dapat menyebabkan edema paru
·
Larutan koloid: dekstran 40
atau 70, fraksi protein plasma (plasma protein fraction), atau plasma segar
6.
Terapi obat-obatan
a.
Analgesik: morfin 10-15 mg IV
jika ada rasa sakit, kerusakan jaringan atau gelisah
b.
Kortikosteroid: hidrokortison 1
g atau deksametason 20 mg IV pelan-pelan. Cara kerjanya masih kontroversial,
dapat menurunkan resistensi perifer dan meningkatkan kerja jantung vdan
meningkatkan perfusi jaringan
c.
Sodium bikarbonat: 100 mEq IV
jika terdapat asidosis
d.
Vasopresor: untuk menaikkan
tekanan darah dan mempertahankan perfusi renal.
o
Dopamin: 2,5 mg/kg/menit IV
sebagai pilihan utama
o
Beta-adrenergik stimulant:
isoprenalin 1 mg dalam 500 ml glukosa 5% IV infuse pelan-pelan
7. Monitoring
a.
Central venous pressure (CVP):
normal 10-12 cm air
b.
Nadi
c.
Tekanan darah
d.
Produksi urin
e.
Tekanan kaviler paru: normal 6-18 Torr
f.
Perbaikan klinik: pucat,
sianosis, sesak, keringat dingin, dan kesadaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar