I.
INVERSIO UTERI
A. DEFINISI
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG(K), 2004, Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam
kavum uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian
ini biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede,
dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan
rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok.
Inversio uteri dibagi atas 3 keadaan :
- Inversio Uteri Derajat I
Fundus
menjulur ke serviks, tetapi tidak melewatinya.
- Inversio Uteri Derajat II
Fundus
menonjol ke serviks dan melewati cincin serviks.
- Inversio Uteri Derajat III
Fundus
menjulur ke perineum. Jika fundus, serviks, dan vagina
terlihat, keadaan ini merupakan prolaps uterus.
B. ETIOLOGI
Inversio
uteri dapat disebabkan oleh kesalahan penatalaksanaan kala III persalinan, yang
meliputi:
- Traksi tali pusat yang dikontrol terlalu dini dan berlebihan sebelum tanda pelepasan plasenta.
- Traksi tali pusat yang dikontrol saat uterus relaksasi.
- Penggunaan tekanan fundus dengan atau tanpa traksi tali pusat.
Maka inversio uteri juga dapat terjadi secara
spontan setelah dekompresi uterus mendadak, seperti pada kelahiran bayi
makrosomia atau kembar, atau yang jarang terjadi, setelah peningkatan tekanan
intra-abdomen pada uterus dapat terdorong dan keluar akibat batuk dan muntah.
C. GEJALA
- Syok
- Fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba tekukan pada fundus
- Nyeri hebat
- Perdarahan
D. DIAGNOSIS
Diagnosis tidak
sukar dibuat jika diingat kemungkinan Inversio
uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan
pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Inversio uteri derajat pertama dapat
tidak diketahui karena fundus tidak terlihat pada introitus atau terpalpasi
pada serviks dan mungkin tidak akan ada tanda dan gejala. Akan tetapi lekukan
dapat terpalpasi pada fundus.
Inversio
uteri derajat dua lebih mudah diidentifikasi. Pada inversio uteri derajat tiga,
uterus tidak terpalpasi di abdomen dan pada pemeriksaan dalam, fundus yang
mengalami inversi teraba di dalam vagina atau terlihat di introitus. Plasenta
mungkin masih melekat atau sudah lepas. Inversio uteri derajat dua dan tiga memerlukan
respons segera.
E. TATA LAKSANA
1. PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
- Bantuan
Seperti pada semua kedaruratan obstetri akut,
bantuan harus dipanggil. Bantuan ini harus melibatkan ahli obstetri senior dan
ahli anastesi obstetri.
- Resusitasi dan Penanganan Syok
Bidan asisten melakukan tindakan ini ketika bidan
yang memimpin persalinan berupa melakukan pengembalian uterus. Jika stabilitas
sistemik tercapai, tujuan penatalaksanaan adalah mengembalikan uterus sesegera
mungkin. Tindakan ini harus dilakukan sebelum cincin kontraksi serviks
terbentuk.
- Pengembalian Uterus
Apakah plasenta telah atau belum lepas, upaya harus
dilakukan untuk mengembalikan uterus ke vagina jika uterus telah prolaps keluar
introitus. Walaupun mengembalikan massa yang lebih kecil terlihat mudah, tidak
boleh ada upaya melepas plasenta secara manual jika plasenta belum lepas
sendiri. Melepas plasenta akan memperparah syok dan mengakibatkan hemoragi.
Plasenta yang melekat dapat mencegah perdarahan karena sinus uterus tidak
terbuka.
- Reposisi Uterus secara Manual
Jika fundus uterus terpalpasi dan/atau
terlihat, uterus harus dikembalikan. Metode yang lebih dipilih adalah manuver
Johnson. Bidan memasukkan tangannya ke dalam vagina dan fundus ditahan oleh telapak
tangan. Tekanan dikeluarkan di belakang dan sepanjang vagina kearah forniks
posterior sampai uterus kembali di dalam vagina. Saat memasukkan uterus kembali
ke serviks, penting untuk mereposisi bagian akhir uterus yang terinversi
pertama guna mencegah tumpang tindih jaringan pada serviks yang selanjutnya
memperparah udema dan kongesti. Posisi ini perlu dipertahankan paling tidak
selama lima menit atau sampai terjadi kontraksi yang kuat untuk meyakinkan
uterus masih didalam panggul. Setelah itu agen oksitosik intravena harus
diberikan untuk mempertahankan kontraksi uterus, sesuai protokol di unit
masing-masing. Hal ini memungkinkan serviks untuk membaik.
Jika pelepasan plasenta secara manual
diperlukan, tindakan ini harus dikerjakan di ruang operasi dibawah pengaruh
anastesi umum karena adanya resiko hemoragi pascapartum.
Jika pengembalian uterus secara manual
gagal, selanjutnya diperlukan intervensi medis atau bedah. Intervensi tersebut
dapat dilakukan pengenalan metode Hidrostatik O’Sullivan walaupun metode ini
sangat jarang dilakukan dalam obstetri modern. Selain itu, agen tokolitik,
seperti ritodrin atau salbutamol dapat digunakan untuk membuat cincin kontraksi
serviks relaksasi. Saat cincin tersebut relaksasi, uterus dapat dikembalikan
secara manual. Jika pengembalian uterus secara manual kembali gagal, diperlukan
intervensi bedah melalui laparatomi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi
bila uterus telah mengalami infeksi dan nekrosis.
2. PENATALAKSANAAN SEGERA DI RUMAH
- Pelepasan Plasenta
Jangan melakukan tindakan apa pun untuk melepaskan
plasenta, sesuai alasan diatas.
- Bantuan
Panggil paramedis obstetri dan lakukan pemindahan
segera ke rumah sakit. Beritahu unit maternitas terdekat yang memiliki
konsultan.
- Resusitasi dan Penanganan Syok
Kelancaran ventilasi harus terjamin, beri cairan
infus intravena dan atasi penyebab syok. Jika syok perdarahan, hentikan
perdarahan dan ganti kehilangan darahnya. Bila penyebab syok adalah infeksi,
beri antibiotika dosis tinggi dan berspektrum luas. Pemberian deksametason juga
sangat membantu.
- Pengembalian Uterus
Jika uterus prolaps, harus dilakukan usaha untuk
mengembalikannya ke vagina guna mencegah syok berikutnya dan mengurangi
morbiditas maternal. Jika hal ini tidak memungkinkan, uterus dapat dibungkus
dengan kassa steril yang dibasahi dengan saline hangat atau air hangat.
Penggunaan kantong plastik dapat membantu memelihara kehangatan dan kelembapan.
Seluruh kantong plastik ini dapat dibungkus dengan sebuah handuk untuk
mempertahankan kelembapan serta kehangatan dan tindakan ini kemungkinan dapat
memperlambat syok. Kantong plastik dapat mencegah handuk menempel pada uterus
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar