Kamis, 31 Januari 2013

Mitos Kehamilan Berbagai Negara


Mitos Kehamilan Berbagai Negara

India. Masyarakat India percaya ada roh jahat yang selalu mengintai dan mengakibatkan nasib buruk. Mereka mencoba menangkalnya dengan membakar cabai merah dan kapur barus di rumah untuk melindungi ibu hamil. Jika ada gerhana, ibu hamil tidak boleh keluar rumah. Apabila melanggar, bayi akan lahir sumbing atau cacat anggota tubuh lainnya.

Meksiko. Masyarakat di negeri ini percaya, jika ibu hamil mengidam sesuatu, maka harus segera dituruti, jika tidak ingin bayinya kelak memiliki tanda lahir seperti bentuk makanan yang diinginkannya.
Kuba. Seorang ibu hamil tidak akan mengizinkan orang-orang yang tidak dikenal atau dipercaya dengan baik menyentuh perutnya, karena khawatir mendatangkan roh jahat.

Panama. Ibu hamil di negeri ini tidak akan memberitahukan perkembangan kehamilan kepada sembarang orang. Mereka akan selalu waspada dengan orang-orang di sekitarnya karena dikhawatirkan ada orang-orang yang menaruh dendam. Bayi yang baru lahir akan diberi pakaian berwarna merah dari kepala hingga ujung kaki,  yang dipercaya bisa menangkal iblis.

Bolivia. Selama hamil, ibu tidak diperbolehkan merajut,  karena dipercaya  bisa menyebabkan tali pusat   melilit di leher bayi.

Guatemala. Di masyarakat yang merupakan keturunan Suku Maya ini,  ibu hamil  tidak diizinkan keluar rumah selama sembilan bulan kehamilan,  karena takut tertular penyakit, terkena roh jahat,  dan menghindari niat buruk orang lain.

Israel. Bagi masyarakat Yahudi Ortodok, pemberian kado sebelum anak lahir,  dipercaya akan menarik perhatian roh-roh jahat.  Dan ada larangan  memberi  atau mengucapkan nama pada bayi baru lahir, karena dikhawatirkan bisa mengundang roh jahat.

Nigeria. Di negeri yang mayoritas muslim,  masih banyak yang meyakini bahwa kelamin perempuan hamil hanya boleh disentuh oleh suaminya. Jadi untuk membantu persalinan, bidan hanya memberikan minuman herbal dan mengoleskan daun-daunan di atas perut ibu tanpa menyentuh kemaluannya.

Togo. Proses kehamilan di negeri ini dilalui oleh ibu tanpa bersuara. Sebab bila ibu berteriak atau mengeluarkan suara, diyakini bisa menarik perhatian roh jahat.

Mali. Di negeri ini plasenta dianggap sebagai sebuah kekuatan yang bisa mempengaruhi mood bayi dan menyebabkannya sakit. Untuk menghindari pengaruh negatif, plasenta bayi dicuci, dikeringkan dan diletakan dalam keranjang untuk nantinya dibakar oleh sang ayah.  

Inuit (Eskimo) penduduk asli Amerika yang menempati daerah Kanada Utara dan Alaska percaya bahwa menggelembungkan balon atau meniup balon dari permen karet bisa menyebabkan kelahiran prematur. (me)

Mitos Kehamilan di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN



II.1 Pengertian Mitos
Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa :
“Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.”
Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman.

II.2 Pengaruh Mitos Secara Umum terhadap Masyarakat
Mitos sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan.


II.3 Mitos Selama Kehamilan
1.      Tidak boleh memotong atau menjahit baju.
Mitos: Tidak boleh memotong atau menjahit baju selama kehamilan atau anak akan lahir dengan bibir sumbing.
Fakta: Bibir sumbing biasanya karena pengaruh obat-obatan yang diminum ibu saat hamil, efek radiasi atau factor genetic. Oleh karenanya x-ray tidak dilakukan selama kehamilan kecuali atas indikasi tertentu.

2.      Minuman dari kacang kedeai (susu kacang) akan membuat kulit bayi bewarna putih.
Mitos: minum susu kacang atau makanan dari kacang kedelai akan membuat bayi berkulit putih.
Fakta: warna kulit seseorang dipengaruhi oleh factor genetic ayah – ibunya, bukan dari susu kedelai.

3.      Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada bayi baru lahir.
Mitos: Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada paru bayi dan resiko kuning saat bayi lahir.
Fakta: Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik.

4.      Minum air es akan menyebabkan bayi besar.
Mitos: Sering minum es saat hamil menyebabkan bayi besar dan akan sulit lahir.
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang mempunyai penyakit kencing manis. Jadi mungkin es ini diminum oleh ibu hamil yang memang dengan riwayat penyakit kencing manis. Jadi bukan minum es lalu menyebabkan bayi besar karena air es akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai keringat atau air seni.

5.      Makanan pedas akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit kemerahan atau berkulit lebih gelap.
Mitos: Makan makanan pedas saat hamil akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit kemerahan atau bayi akan berkulit lebih gelap/hitam.
Fakta: Sekali lagi warna kulit seseorang tidak ditentukan oleh makanan pedas, tapi factor genetic dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa makan makanan pedas saat hamil, membuat rasa tak enak diperut apalagi bila anda sedang mual, jadi bukan karena menyebabkan bercak kemerahan pada kulit.

6.      “Biar bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim selagi hamil."
Fakta : Anggapan bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga bayi yang terkena semburannya bisa tumbuh subur dan cerdas jelas menyesatkan. Pasalnya, kesehatan janin selama berada dalam rahim ibunya sama sekali tidak ada kaitannya dengan jumlah sperma dan frekuensi hubungan intim. Yang benar, sehat dan cerdasnya seorang anak bukan dipengaruhi oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor genetik kedua orangtuanya. Ibu dan bapak yang cerdas tentu berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula.
Kepada pasangan yang memiliki penyulit kehamilan, seperti riwayat keguguran, plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir) dan sebagainya, diingatkan untuk "puasa" sementara waktu. Soalnya, hubungan intim justru meningkatkan kontraksi otot-otot rahim sehingga janin malah semakin berpeluang mengalami keguguran atau lahir prematur, sementara ibu berisiko mengalami perdarahan.
Diduga, mitos ini muncul karena dikait-kaitkan dengan pemberian kasih sayang dan perhatian dari pasangan. Artinya, kondisi psikologis ibu sangat mungkin bisa menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan seksual. Tentu saja bukan tidak mustahil bila terjadi sebaliknya, semisal ibu tidak menikmatinya karena menjalaninya secara terpaksa atau semata-mata karena kewajiban. Nah, secara tidak langsung, kondisi kejiwaan ibu akan berpengaruh pada janinnya. Kondisi kejiwaan ibu yang tenang tentu akan sangat mendukung perkembangan janin secara optimal. Sementara persalinan pun bisa berlangsung lancar.

7.      "Ibu hamil dilarang makan makanan pedas, asam dan asin."
Fakta: Yang ini hampir sepenuhnya benar karena makanan pedas yang merangsang rasa mulas memang sebaiknya dipantang oleh ibu hamil dengan riwayat keguguran. Perasaan mulas ini selanjutnya akan menimbulkan kontraksi dalam rahim, sehingga risiko keguguran akan kian meningkat. Begitu juga makanan asam yang tidak disarankan karena bisa memicu penyakit mag. Apalagi kadar asam lambung saat hamil umumnya meningkat. Tentu saja ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit mag atau penyakit lain yang dapat diperberat oleh asam, boleh-boleh saja sesekali menikmati makanan asam-asam yang memang terasa menyegarkan.
Asupan makanan asin pun sebaiknya dibatasi. Terlebih bagi ibu yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi karena makanan yang banyak mengandung garam ini amat berpotensi lebih meningkatkan gangguan darah tinggi. Selain itu, garam bersifat menyerap air sehingga kadang menimbulkan pembengkakan di sekujur tubuh. Kalau sudah begini, ibu jelas akan terganggu saat menjalani kehamilannya.

8.      "Jangan minum es dong, supaya bayinya enggak kelewat besar. Nanti susah lo melahirkannya."
Fakta: Yang benar, perawakan bayi lebih ditentukan oleh faktor genetik. Artinya, orangtua yang bertubuh tinggi besar sangat mungkin akan melahirkan bayi montok. Selain itu, kecukupan asupan nutrisi juga amat berpengaruh pada perkembangan fisik bayi. Semakin baik kualitas gizi yang dikonsumsi ibu, semakin besar pula berat tubuh bayi itu. Meski beberapa penyakit tertentu semisal diabetes umumnya juga membuat BB bayi lebih besar ketimbang bayi normal.
Jadi, besar tidaknya ukuran tubuh bayi sama sekali bukan ditentukan oleh kebiasaan si calon ibu minum es. Tentu saja selama air es yang diminumnya tidak ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebih. Karbohidrat langsung yang terkandung dalam gula inilah yang akan membuat bayi memiliki bobot di atas rata-rata bayi normal.

9.      "Kalau mual muntah berarti bayinya laki-laki."
Fakta: Gejala morning sickness berupa mual-muntah kerap dialami ibu hamil muda (trimester 1) yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. Namun perlu dicatat, tidak semua wanita mengalami gangguan mual-muntah dan tidak semua keluhan mual-muntah muncul di pagi hari karena bisa saja terjadi siang, sore, bahkan malam hari. Yang pasti, reaksi si calon ibu atas kehamilannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin bayi yang pada hakikatnya ditentukan oleh perpaduan kromosom kelamin ayah dan ibunya.

10.  "Menyematkan gunting, peniti, jarum agar terhindar dari gangguan makhluk halus."
Fakta: Anggapan ini tak perlu dipercaya sepenuhnya karena logikanya apa iya makhluk halus takluk begitu saja pada "tameng" berupa benda-benda tajam semisal gunting kuku atau peniti yang disematkan di tubuh ibu hamil? Namun selama kepercayaan ini membuat ibu tenang menjalani kehamilannya, boleh-boleh saja hal tersebut dilakukan. Meski juga tidak ada jaminan seseorang yang melakukannya bakal terhindar dari gangguan makhluk halus.

11.  "Jangan makan pisang, nanas dan mentimun!"
Mitos: Mitos ini begitu dipercaya sebagian masyarakat di tanah Jawa karena disinyalir mengakibatkan keputihan. Bahkan nanas diyakini bisa menyebabkan keguguran. Padahal ini jelas sangat keliru.
Fakta: Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya akan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh, disamping melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.
Sementara itu, tidak semua keputihan bersifat membahayakan. Sebab, ada beberapa kondisi wajar dan normal saat seorang wanita mengalami keputihan, yakni saat hamil maupun beberapa waktu sehabis melahirkan. Lain hal jika keputihan tersebut sudah tercemar oleh bakteri, jamur dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal luar biasa, bau tak sedap menyengat, dan warna yang sudah mengarah kekuningan, kehijauan atau kecokelatan.

12.  Mitos: Bila denyut jantung bayi cepat, berarti bayinya perempuan
Fakta: Salah. Di dalam kandungan, sama sekali tak ada bedanya; antara perempuan dan laki-laki. Kecepatan denyut janin ditentukan oleh usia janin. Sekitar lima minggu kehamilan, denyut jantung janin mendekati denyut jantung ibu, dan akan bertambah cepat sampai minggu kesembilan. Lalu akan menurun pada pertengahan kehamilan. Kondisi ini terjadi pada semua janin.

13.  Mitos: Bentuk wajah anda selama hamil menandakan jenis kelamin bayi anda.
Fakta: Setiap wanita akan mengalami kenaikan berat badan selama hakil, begitupun mereka akan mengalami perubahan kondisi kulit yang berbeda-beda, dan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi anda.

14.  Mitos: Berdiri dengan kepala sesudah berhubungan badan dengan pasangan anda bisa meningkatkan kemungkinan anda untuk hamil.
Fakta: Meski beberapa ahli mengatakan bahwa berbaring selama 20-30 menit setelah berhubungan bisa membuat anda cepat hamil, karena sperma tertahan di dalam uterus, namun tidak ada yang membuktikan bahwa berdiri dengan kepala di bawah bisa membuat anda lebih cepat hamil, bahkan melakukan hal tersebut justru bisa membuat leher anda terluka.

15.  mitos: Bentuk dan ukuran perut anda menentukan jenis kelamin bayi.
Fakta: Seringkali mitos yang beredar menyatakan bahwa bentuk perut yang menurun kebawah menandakan bahwa bayi anda laki-laki, sebaliknya perut yang cenderung terangkat keatas menandakan bahwa bayi anda perempuan. Kenyataannya bentuk dan ukuran perut ibu hanya menunjukkan kondisi otot, urin, dan posisi bayi dalam perut anda

16.  Mitos: Ingin melahirkan normal, jangan berlaku kasar pada hewan.
Fakta: Salah. Hingga kini tak ada bukti medis tentang pantangan ini. Namun dalam kondisi apapun kita tidak disarankan bersikap kasar pada hewan, jika tidak dirugikan.

17.  Mitos: Ibu hamil sering bermimpi.
Fakta: Benar. Menurut para ahli, mimpi adalah perwujudan perasaan seseorang. Mimpi yang sering dialami oleh ibu hamil biasanya perwujudan dari rasa penasaran karena ia proses persalinan dan wujud bayinya kelak.

18.  Mitos: Janin akan tumbuh lebih besar dan sehat jika ibu makan banyak
Fakta: Salah. Hal penting saat hamil, adalah ibu makan secukupnya, dan tidak terlalu gemuk. Kegemukan saat hamil, rentan menyebabkan diabetes gestational (diabetes selama kehamilan), dan proses persalinan yang sulit.

19.  Mitos: Minum air kelapa akan menghaluskan kulit bayi. Sedangkan jika sering mengonsumsi kedelai maka kulit bayi akan putih.
Fakta: Salah. Kulit bayi yang putih serta halus tergantung faktor genetis. Bila tak ada anggota keluarga yang berkulit putih, maka mustahil bayi akan berkulit putih.

20.  Mitos: Minum rebusan air kacang hijau membuat rambut bayi tebal
Fakta: Salah. Kondisi rambut serta jenis rambut ditentukan olef faktor genetik, jadi tak ada hubungannya dengan air rebusan kacang hijau.

21.  Mitos: Menyematkan benda tajam pada baju atau bangle (semacam jahe) akan melindungi janin dari 'gangguan' supranatural
Fakta: Salah. Satu-satunya gangguan yang bisa menyerang si kecil saat masih dalam perut adalah gangguan kesehatan. Ibu hamil disarankan banyak berdoa dan hidup sehat agar bayi yang akan dilahirkan selalu dalam kondisi baik dan sehat.

22.  Mitos: USG berbahaya jika dilakukan setiap kali periksa kehamilan
Fakta: Salah. Sejak pertama kali ditemukan, pemeriksaan USG tidak mengakibatkan gangguan pada ibu dan janin. USG sangat aman karena menggunakan gelombang suara 20.000 hertz dan dipakai secara menyebar.

23.  Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.

24.  Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.

25.  Ibu hamil tidak boleh keluar malam,  karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2)

26.  Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusar.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif

27.  Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan

28.  Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.

29.  “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat

30.  Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.

31.  Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi

32.  Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah

33.  Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.

Syok Obstetrik


III. SYOK OBSTETRI
A.DEFINISI
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG (K), 2004,  Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi.
Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:
-          Akibat perdarahan
-          Akibat nyeri

Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vascular sehingga menyebabkan terjadinya:
1.      Hipotensi.
2.      Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3.      Hipoksian sel.
4.      Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
  1. Semakin menurunnya aliran O2 dan nutrisi menuju jaringan.
  2. Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik.
  3. Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping:
-          Timbunan asam laktat
-          Timbunan asam piruvat

Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.

B. KLASIFIKASI SYOK
  1. Syok Hipovolemik
a. Syok akibat Perdarahan:
• Perdarahan pada abortus
• Perdarahan antepartum
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
• Perdarahan postpartum
• Perdarahan akibat trauma jalan lahir
- Perdarahan pada ruptur serviks
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri
- Perdarahan operasi obstetri 


b. Pada Ginekologi:
• Perdarahan disfungsional uteri
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi 
c. Syok akibat kehilangan cairan
• Hiperemesis gravidarum
• Kehilangan cairan akibat
-Diare
-Pemakaian
obat diuretik
• Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terlalu banyak dan mendadak
d. Supine hypotensive syndrome
• Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran darah yang menuju atrium kanan berkurang.
e. Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation.
• Emboli air ketuban
• Syok karena terdapat IUF dead

  1. Syok Septik (Endatoxin Shock)
a.    Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram-negatif.
b.    Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis.
c.    Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis:
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum

  1. Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
a. Kegagalan ventrikel kiri
• Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
• Infark miokard
b. Kegagalan pengisian vanrikel kiri:
• Tamponade jantung
akibat emboli pada jantung
• Emboli paru
- Lepasnya embolus dari flebitis interna.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal. 

  1. Syok Neurogenik
Syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, dan pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion).


C. GEJALA KLINIK SYOK
Gejala klinik syok pada umumnya sama pada semua jenis syok antara lain tekanan darah menurun, nadi cepat, dan lemah akibat perdarahan. Jika terjadi vasokontriksi pembuluh darah kulit menjadi pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari kemudian diikuti sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah dan oligouria/anuria dan akhirnya dapat menyebabkan kematian ibu.


D.  TATA LAKSANA
            Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.      Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan
2.      Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal
3.      Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
4.      Pasang 2 set infuse atau lebih untuk transfuse, cairan infuse dan obat-obat IV bagi pasien yang syok. Jika sulit mencari vena, lakukan/pasang kanul intrafemoral.
5.      Kembalikan volume darah dengan:         
·         Darah segar (whole blood) dengan cross-metched dari grup yang sama, kalau tidak tersedia berikan darah O sebagai life-saving
·         Larutan kristaloid: seperti ringer laktat, larutan garam fisiologis atau glukosa 5%. Larutan-larutan ini mmempunyai waktu paruh (half life) yang pendek dan pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan edema paru
·         Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, fraksi protein plasma (plasma protein fraction), atau plasma segar
6.       Terapi obat-obatan
a.       Analgesik: morfin 10-15 mg IV jika ada rasa sakit, kerusakan jaringan atau gelisah
b.      Kortikosteroid: hidrokortison 1 g atau deksametason 20 mg IV pelan-pelan. Cara kerjanya masih kontroversial, dapat menurunkan resistensi perifer dan meningkatkan kerja jantung vdan meningkatkan perfusi jaringan
c.       Sodium bikarbonat: 100 mEq IV jika terdapat asidosis
d.      Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah dan mempertahankan perfusi renal.
o   Dopamin: 2,5 mg/kg/menit IV sebagai pilihan utama
o   Beta-adrenergik stimulant: isoprenalin 1 mg dalam 500 ml glukosa 5% IV infuse pelan-pelan


7.    Monitoring
a.       Central venous pressure (CVP): normal 10-12 cm air
b.      Nadi
c.        Tekanan darah
d.        Produksi urin
e.        Tekanan kaviler paru: normal 6-18 Torr
f.       Perbaikan klinik: pucat, sianosis, sesak, keringat dingin, dan kesadaran


Perdarahan Kala IV


II. PERDARAHAN KALA IV
A.  DEFINISI
Menurut dr. Delfi Lutan, SPOG, 1998, Perdarahan post partum atau Kala IV adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
Pembagian perdarahan post partum :
  1. Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi selama 24 jam setelah anak lahir.
  2. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :
  1. Menghentikan perdarahan.
  2. Mencegah timbulnya syok.
  3. Mengganti darah yang hilang.
Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan penyebabnya :
  1. Atoni uteri (50-60%).
  2. Retensio plasenta (16-17%).
  3. Sisa plasenta (23-24%).
  4. Laserasi jalan lahir (4-5%).
  5. Kelainan darah (0,5-0,8%).
B. ETIOLOGI
  1. Atoni uteri.
  2. Sisa plasenta dan selaput ketuban.
  3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim.
  4. Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia yang sering dijumpai.
  5. Perdarahan yang banyak.
  6. Solusio plasenta.
  7. Kematian janin yang lama dalam kandungan.
  8. Pre-eklampsia dan eklampsia.
  9. Infeksi dan syok septik.
  10. Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta.
  11. Malnutrisi.
C.DIAGNOSIS
Cara membuat diagnosis perdarahan post partum :
  1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus.
  2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak.
  3. Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
-          Sisa plasenta dan ketuban.
-          Robekan rahim.
  1. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
  2. Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin, clot observation test (COT), dan lain-lain.
Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan yang hebat maupun perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-menerus. Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan dapat menjadi syok. Oleh karena itu penting sekali pada setiap ibu bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin; serta pengawasan tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu, kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya mulai terjadi proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta (his pengeluaran plasenta).
D. TATA LAKSANA
Penanganan perdarahan post partum berupa mencegah perdarahan post partum, mengobati perdarahan kala uri dan mengobati perdarahan post partum pada atoni uteri.
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (uterotonika). Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan.
Cara mengobati perdarahan kala uri :
  • Memberikan oksitosin.
  • Mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali).
  • Mengeluarkan plasenta dengan tangan.
Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah janin lahir dilakukan bila :
·         Menyangka akan terjadi perdarahan post partum.
·         Perdarahan banyak (lebih 500 cc).
·         Retensio plasenta.
·         Riwayat perdarahan post partum pada perssalinan yang lalu.
Jika masih ada sisa-sisa plasenta yang agak melekat dan masih terdapat perdarahan segera lakukan utero-vaginal tamponade selama 24 jam, diikuti pemberian uterotonika dan antibiotika selama 3 hari berturut-turut dan pada hari ke-4 baru dilakukan kuretase untuk membersihkannya.
Jika disebabkan oleh luka-luka jalan lahir, luka segera dijahit dan perdarahan akan berhenti.
Pengobatan perdarahan post partum pada atoni uteri tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atoni uteri yang dibagi dalam 3 tahap :
  1. Tahap I : perdarahan yang tidak banyak dapat diatasi dengan memberikan uterotonika, mengurut rahim (massage) dan memasang gurita.
  2. Tahap II : bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak, selanjutnya berikan infus dan transfusi darah lalu dapat lakukan :
-          Perasat (manuver) Zangemeister.
-          Perasat (manuver) Fritch.
-          Kompresi bimanual.
-          Kompresi aorta.
-          Tamponade utero-vaginal.
-          Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.
  1. Tahap III : bila belum tertolong maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan dengan 2 cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi.

INVERSIO UTERI


I. INVERSIO UTERI
A. DEFINISI
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG(K), 2004, Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok.
Inversio uteri dibagi atas 3 keadaan :
  1. Inversio Uteri Derajat I
Fundus menjulur ke serviks, tetapi tidak melewatinya.
  1. Inversio Uteri Derajat II
Fundus menonjol ke serviks dan melewati cincin serviks.
  1. Inversio Uteri Derajat III
Fundus menjulur ke perineum. Jika fundus, serviks, dan vagina terlihat, keadaan ini merupakan prolaps uterus.

B. ETIOLOGI
            Inversio uteri dapat disebabkan oleh kesalahan penatalaksanaan kala III persalinan, yang meliputi:
  1. Traksi tali pusat yang dikontrol terlalu dini dan berlebihan sebelum tanda pelepasan plasenta.
  2. Traksi tali pusat yang dikontrol saat uterus relaksasi.
  3. Penggunaan tekanan fundus dengan atau tanpa traksi tali pusat.
Maka inversio uteri juga dapat terjadi secara spontan setelah dekompresi uterus mendadak, seperti pada kelahiran bayi makrosomia atau kembar, atau yang jarang terjadi, setelah peningkatan tekanan intra-abdomen pada uterus  dapat terdorong dan keluar akibat batuk dan muntah.
C. GEJALA
  1. Syok
  2. Fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba tekukan pada fundus
  3. Nyeri hebat
  4. Perdarahan
D. DIAGNOSIS
Diagnosis tidak sukar dibuat jika diingat kemungkinan Inversio uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Inversio uteri derajat pertama dapat tidak diketahui karena fundus tidak terlihat pada introitus atau terpalpasi pada serviks dan mungkin tidak akan ada tanda dan gejala. Akan tetapi lekukan dapat terpalpasi pada fundus.
Inversio uteri derajat dua lebih mudah diidentifikasi. Pada inversio uteri derajat tiga, uterus tidak terpalpasi di abdomen dan pada pemeriksaan dalam, fundus yang mengalami inversi teraba di dalam vagina atau terlihat di introitus. Plasenta mungkin masih melekat atau sudah lepas. Inversio uteri derajat dua dan tiga memerlukan respons segera.  

E. TATA LAKSANA
1.  PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
  • Bantuan
Seperti pada semua kedaruratan obstetri akut, bantuan harus dipanggil. Bantuan ini harus melibatkan ahli obstetri senior dan ahli anastesi obstetri.
  • Resusitasi dan Penanganan Syok
Bidan asisten melakukan tindakan ini ketika bidan yang memimpin persalinan berupa melakukan pengembalian uterus. Jika stabilitas sistemik tercapai, tujuan penatalaksanaan adalah mengembalikan uterus sesegera mungkin. Tindakan ini harus dilakukan sebelum cincin kontraksi serviks terbentuk.
  • Pengembalian Uterus
Apakah plasenta telah atau belum lepas, upaya harus dilakukan untuk mengembalikan uterus ke vagina jika uterus telah prolaps keluar introitus. Walaupun mengembalikan massa yang lebih kecil terlihat mudah, tidak boleh ada upaya melepas plasenta secara manual jika plasenta belum lepas sendiri. Melepas plasenta akan memperparah syok dan mengakibatkan hemoragi. Plasenta yang melekat dapat mencegah perdarahan karena sinus uterus tidak terbuka.
  • Reposisi Uterus secara Manual
Jika fundus uterus terpalpasi dan/atau terlihat, uterus harus dikembalikan. Metode yang lebih dipilih adalah manuver Johnson. Bidan memasukkan tangannya ke dalam vagina dan fundus ditahan oleh telapak tangan. Tekanan dikeluarkan di belakang dan sepanjang vagina kearah forniks posterior sampai uterus kembali di dalam vagina. Saat memasukkan uterus kembali ke serviks, penting untuk mereposisi bagian akhir uterus yang terinversi pertama guna mencegah tumpang tindih jaringan pada serviks yang selanjutnya memperparah udema dan kongesti. Posisi ini perlu dipertahankan paling tidak selama lima menit atau sampai terjadi kontraksi yang kuat untuk meyakinkan uterus masih didalam panggul. Setelah itu agen oksitosik intravena harus diberikan untuk mempertahankan kontraksi uterus, sesuai protokol di unit masing-masing. Hal ini memungkinkan serviks untuk membaik.
Jika pelepasan plasenta secara manual diperlukan, tindakan ini harus dikerjakan di ruang operasi dibawah pengaruh anastesi umum karena adanya resiko hemoragi pascapartum.
Jika pengembalian uterus secara manual gagal, selanjutnya diperlukan intervensi medis atau bedah. Intervensi tersebut dapat dilakukan pengenalan metode Hidrostatik O’Sullivan walaupun metode ini sangat jarang dilakukan dalam obstetri modern. Selain itu, agen tokolitik, seperti ritodrin atau salbutamol dapat digunakan untuk membuat cincin kontraksi serviks relaksasi. Saat cincin tersebut relaksasi, uterus dapat dikembalikan secara manual. Jika pengembalian uterus secara manual kembali gagal, diperlukan intervensi bedah melalui laparatomi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi bila uterus telah mengalami infeksi dan nekrosis.
2. PENATALAKSANAAN SEGERA DI RUMAH
  • Pelepasan Plasenta
Jangan melakukan tindakan apa pun untuk melepaskan plasenta, sesuai alasan diatas.
  • Bantuan
Panggil paramedis obstetri dan lakukan pemindahan segera ke rumah sakit. Beritahu unit maternitas terdekat yang memiliki konsultan.
  • Resusitasi dan Penanganan Syok
Kelancaran ventilasi harus terjamin, beri cairan infus intravena dan atasi penyebab syok. Jika syok perdarahan, hentikan perdarahan dan ganti kehilangan darahnya. Bila penyebab syok adalah infeksi, beri antibiotika dosis tinggi dan berspektrum luas. Pemberian deksametason juga sangat membantu.
  • Pengembalian Uterus
Jika uterus prolaps, harus dilakukan usaha untuk mengembalikannya ke vagina guna mencegah syok berikutnya dan mengurangi morbiditas maternal. Jika hal ini tidak memungkinkan, uterus dapat dibungkus dengan kassa steril yang dibasahi dengan saline hangat atau air hangat. Penggunaan kantong plastik dapat membantu memelihara kehangatan dan kelembapan. Seluruh kantong plastik ini dapat dibungkus dengan sebuah handuk untuk mempertahankan kelembapan serta kehangatan dan tindakan ini kemungkinan dapat memperlambat syok. Kantong plastik dapat mencegah handuk menempel pada uterus tersebut.