BAB II
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN
NEONTAL, BAYI, DAN ANAK
2.1 Standar Pelayanan Kesahatan
Neonatal
Pelayanan
kesehatan Neonatal tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (
Membersihkan jalan napas atau tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, identifikasi bayi,
dan pemantauan bayi baru lahir (
Saifuddin. 2002 ).
2.1.1
Membersihkan jalan napas
Bayi
normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut
:
- Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
- Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
- Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 -3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
Catatan :
-
Kekurangan zat asam pada bayi
baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan
napas, supaya upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (
masuknya lendir ke paru – paru ).
·
Alat penghisap lendir mulut (
DeLee ) atau penghisap lendir yang lainnya yang steril, tabung oksigen dengan
selangnya harus telah siap di tempat.
·
Segera lakukan usaha menghisap
mulut dan hidung.
·
Petugas harus memantau dan
mencatat usaha napas yang pertama.
·
Warna kulit, adanya cairan atau
mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
-
Bantuan untuk memulai
pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
·
Dokter atau tenaga medis lain
hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tak bernapas (
Saifuddin. 2002 ).
2.1.2
Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali
pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi
lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan tindakan
resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan alcohol 70 % atau povidon iodine 10 % serta dibalut kassa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah atau kotor.
Catatan :
-
Sebelum memotong tali pusat,
dipastikan bahwa tali pusat telah di klem dengan baik, untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
·
Alat pengikat tali pusat atau
klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang
penerimaan bayi dan ruang perawatan bayi.
·
Gunting steril juga siap.
·
Pantau kemungkinan terjadinya
perdarahan tali pusat
( Saifuddin. 2002 ).
2.1.3
Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada
waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus
dicatat ( Saifuddin. 2002 ).
2.1.4
Pemberian ASI
Prinsip
pemberian ASI adalah sedini mungkin dan ekslusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat di klem dan di
potong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayi
setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik ( termasuk
menjahit laserasi ). Keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
lebih awal. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi yang paling kuat dalam beberapa jam pertama
setelah lahir ( JNPK – KR / POGI & JHPIEGO. 2008 )
2.1.5
Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan
karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi,
berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua
bayi lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan Vitamin K peroral 1 mg / hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberikan Vitamin K parenteral
dengan dosis 0, 5 – 1 mg secara IM ( Saifuddin. 2002 ).
2.1.6
Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di
beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevelensi gonorrhea
tinggi, setiap bayi baru lahir perlu di beri salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat Eritromisin 0, 5 % atau Tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
mencegah penyakit mata karena klamidia ( penyakit menular seksual ) (
Saifuddin. 2002 ).
2.1.7
Identifikasi Bayi
Apabila
bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada
setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan. Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum nama ( Bayi,
Nyonya ), tanggal lahir, nomor register bayi, jenis kelamin, unit, dan nama
lengkap ibu. Di tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, dan nomor identifikasi.
Sidik
telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah
hilang. Ukurlah berat lahir, panjang
bayi, lingkar kepala, lingkar perut, dan catat dalam rekam medik ( Saifuddin.
2002 )
2.1.8
Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan
pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan sera tindak lanjut petugas
kesehatan.
- Dua jam pertama sesudah lahir
Hal – hal yang dinilai waktu
pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi ;
-
Kemampuan menghisap bayi kuat
atau lemah
-
Bayi tampak aktif atau lunglai
-
Bayi kemerahan atau kebiruan
- Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan
melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan
yang memerlukan tindak lanjut, seperti ;
-
Bayi kecil untuk masa kehamilan
atau kurang bulan
-
Gangguan pernapasan
-
Hipotermia
-
Infeksi
-
Cacat bawaan atau trauma lahir
( Saifuddin. 2002 )
2.1.9
Yang Perlu di Perhatikan Pada Bayi Baru Lahir
Hal – hal yang perlu diperhatikan
pada bayi baru lahir adalah ;
- Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
- Keaktifan
- Simetri
- Kepala
- Muka wajah
- Mata
- Leher, dada, abdomen
- Punggung
- Bahu, tangan, sendi, tungkai
- Kulit dan kuku
- Kelancaran menghisap dan pencernaan
- Tinja dan kemih
- Refleks
- Berat badan ( Saifuddin. 2002 )
2.1.10 Yang Perlu di Pantau Pada Bayi Baru Lahir
Hal
– hal yang perlu di pantau pada bayi baru lahir adalah ;
- Suhu badan dan lingkungan
- Tanda – tanda vital
- Berat badan
- Mandi dan perawatan kulit
- Pakaian
- Perawatan tali pusat ( Saifuddin. 2002 )
2.2 Standar Pelayanan Kesehatan Pada
Bayi
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi deteksi
dini kelainan tumbuh kembang bayi ( DDTK ), stimulasi perkembangan bayi, MTBM,
manajemen terpadu balita sakit ( MTBS ), dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi di rumah menggunakan Buku KIA yang diberikan oleh dokter, bidan dan
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan bayi ( DepKes RI. 2005 )
Tanda
bahaya umum pada bayi, adalah ;
- Sesak napas
- Frekuensi pernapasan 60 x / menit
- Gerak retraksi di dada
- Malas minum
- Panas
- Kurang aktif
- Sianosis sentral
- Perut kembung
- Apnue
- Kejang
- Merintih
- Perdarahan
- Sangat kuning
- BBLR dengan kesulitan minum ( JNPK – KR / POGI & JHPIEGO. 2008 )
2.3 Standar
pelayanan Kesehatan Anak
Pelayanan DDTK Anak balita dan Prasekolah meliputi kegiatan deteksi dini
masalah kesehatan anak menggunakan MTBS, monitoring pertumbuhan menggunakan
Buku KIA / KMS dan pemantauan perkembangan (motorik kasar, motorik halus,
bahasa, sosialisasi dan kemandirian); penanganan penyakit sesuai MTBS,
penanganan masalah pertumbuhan, stimulasi perkembangan anak balita dan
prasekolah; pelayanan rujukan ke tingkat yang lebih mampu ( DepKes RI. 2005 )
Tanda bahaya umum pada Anak :
- Muntah
- Malas minum
- Kejang
- Letargis
- Batuk
- Sukar napas
- Retraksi
- Stridor ( MTBS. 2004 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar